Inilah kesaksianku dan pengharapan ku pada Tuhan. Nama saya Teddy Siswoyo, kesaksian ini dimulai dari tahun 2009. Saya adalah seorang yang easy going yang menginginkan semua hal itu simple.
Saya bekerja di sebuah perusahaan IT waktu itu. Sehari-hari saya lewati dengan bahagia karena pekerjaan yang sesuai dengan hobby ku yaitu sebagai developer game atau kata kunonya itu programmer. Dan di akhir minggu terkadang kuhabiskan waktu bermain futsal atau berenang dan pada hari sabtu mengunjungi gereja dan melayani. Saat itu puji Tuhan, Tuhan mempercayakan diriku untuk melayani sebagai singer.
Kejadian ini bermula ketika di kantor, saat itu saya sedang bercanda dan ngobrol dengan teman kantorku, kemudian ketika itu dia merangkul saya dan meraba-raba punggungku. Tiba-tiba dia berkata "loh Ted, punggungmu kok ada benjolan besar ?" Saya terkejut karena tidak pernah merasa ada benjolan di punggungku. Dan saat itu pun aku berencana untuk mengunjungi dokter keluarga. Ketika selesai melakukan pemeriksaan, saat itu berita baik kudengar dari dokter yang mengatakan itu hanya lemak biasa.
Ketika mendengar itu, saya pun merencanakan untuk diet ketat dimana saat itu berat badanku mencapai 100kg. Hari berikutnya saya pun mulai melakukan dietku dengan mengkonsumsi quaker oats saja tanpa memakan apa-apa lagi. Alhasil 3 bulan kemudian, saya berhasil menurunkan berat badan sebanyak 30kg , luar biasa , itulah satu-satunya moment dimana aku bisa memakai baju size M-L haha..
Namun, aku meraba lagi dipunggungku ternyata benjolannya tidak bertambah kecil tapi bertambah besar. Saya pun mulai khawatir, di kantor temen ku bercanda dan berkata "hayo Ted, kamu udah mau mati" saya pun tertawa. Namun saat itu saya belum melakukan pemeriksaan ke dokter. Waktu terus berjalan, terkadang kakiku bisa secara tiba-tiba kehilangan tenaga.
Lama kelamaan kedua kakiku terasa seperti kesemutan dan lemah sekali, ketika mau berjalan sepertinya geli sekali kaki ini dan tidak memiliki tenaga. Di hatiku saya merasa ini pasti ada yang tidak beres. Namun saat itu saya masih ceria seperti biasa, saya masih bermain futsal. Namun lucunya ketika berlari masuk lapangan, aku tiba-tiba terjatuh namun aku masih bisa bangkit dan melanjutkan permainan. Syukurlah saat itu aku bermain sebagai penjaga gawang, saya hampir tidak bisa berlari saat itu apalagi menendang bola karena kaki saya terasa sangat lemah. Puji Tuhan saat itu aku masih bermain cemerlang. Dan inilah terakhir kalinya aku bermain futsal.
Akhirnya saya memeriksakan diri kembali ke dokter, dokter menyarankanku untuk melakukan ct-scan pada punggung di salah satu rumah sakit di Medan yaitu RS. Materna. Setelah melakukan ct-scan kami pun pulang karena hasilnya selesai pada hari berikutnya. Setelah hari berikutnya kami pun membawa hasil ct-scan ke dokter. Dokter pun melihat dan sangat terkejut dan mengatakan ini harus segera dioperasi. Ada tumor yang tumbuh melekat di tulang punggung kamu dan menekan saraf punggungmu. Itulah yang menyebabkan kakimu lemah dan pegel linu pada punggung.
Dokter menyarankan kami untuk pergi ke luar negeri yaitu ke Penang, Malaysia. Saat itu saya shock tapi mama lebih shock lagi dan hampir menitikkan air mata. Setelah itu kami pun pulang dan mulai memesan tiket pesawat terbang. Saya sangat hancur hati. Sebelum hari keberangkatan, saya pergi ke gereja seperti biasa, saat itu saya berdoa dan berkata pada Tuhan ," Tuhan apapun kehendakMu terjadilah.. Namun berikan aku kekuatan. Sembuhkanlah aku Tuhan dan pulihkanlah aku." Kemudian saat itu saya pun sharing kepada gembalaku waktu itu. Mendengar berita ini, anak2 semua merasa sangat sedih namun mereka tetap mendoakanku.
Akhirnya hari keberangkatanpun tiba, kaki ku semakin hari semakin lemah. Saat itu hanya papa yang menemaniku ke Penang, Malaysia. Saat itu kami memutuskan untuk mengunjungi rumah sakit Lam Hwa Ee. Disana kami pun menemui seorang dokter muda yang terampil yang bernama Mr.Loke. Kami pun merencanakan segala pemeriksaan ct-scan dan juga MRI. Hal yang paling susah saya lewati adalah ketika melakukan MRI, karena saya tidak bisa tidur terlentang terlalu lama dikarenakan pegal sedangkan MRI diharuskan kita untuk tidak bergerak. Saya hanya berserah kepada Tuhan, puji Tuhan saya melewatinya dengan mudah. Setelah itu saya menginap di rumah sakit karena besoknya saya harus melakukan biopsi atau pengambilan sample tumor tersebut. Saat itu pun saya tidur di rumah sakit sedangkan papa tidur di apartemen sewaan seperti kos-kosan yang deket sekali dengan rumah sakit tersebut yang namanya Mewah Court.
Besoknya saya pun mulai melakukan biopsi, hal yang saya takutkan adalah jarum suntik dan meja operasi, dan pikiran buruk yang ada di pikiranku pun terjadi saat itu. Ketika itu dokter menyuruh saya untuk tidur terlungkup. Dan satu menit kemudian, punggung saya pun disuntik obat bius untuk supaya kebas dan tidak sakit. Yang menjadi permasalah, belum bekerja obatnya, dokter sudah memotong daging yang ada di punggungku, serentak saya berteriak "aduuuhhh sakit" dokterpun terkejut dan kemudian memberikan suntikan lagi dengan dosis yang lebih tinggi, saat itu saya sudah sangat ketakutan apabila biusnya belum bekerja , namun aku berusaha tenangkan diri dan bernyanyi dalam hati lagu "Beautiful Savior" akhirnya bius bekerja, namun saya masih saja takut karena saya bisa merasakan bunyi dagingku disayat dan suaranya itu seperti "kruk kruk kretek" setelah 15 menit, biopsi pun selesai, dan punggungku dijahit kembali, dokter berkata jangan terkena air selama satu hari.
Dokter berkata, kamu boleh keluar dulu dari rumah sakit sambil menunggu hasilnya selama 3 hari atau tinggal di rumah sakit. Kami pun memutuskan untuk keluar. Saat itu kami pun mengambil kesempatan untuk jalan2. Lucunya aku terkadang berjalan dan tiba-tiba terjatuh. Saat itupun kami mengunjungi mal-mal yang ada di penang. Baru sekali aku ke penang saat itu dan akhirnya aku bisa keluar negeri setelah sekian lama haha.
Hari dimana hasil biopsi pun tiba, dokter pun berkata, bahwa ada sejenis tumor namun tidak ganas yang bernama Chondroma. Kami pun setuju untuk melakukan pembedahan. Hari pembedahan tiba, dan saya merasa sangat tegang dan takut, saya terus berdoa dan meminta kekuatan dari Tuhan. Saya pun disuntik sana sini untuk supaya saya tertidur, ga berapa lama saya pun tertidur. Dan ga berapa lama juga saya sudah terbangun pdahal operasi itu memakan waktu 8 jam. Pembedahan pun selesai, saat itu saya masih merasa ngantuk sekali karena efek obat bius yang belum habis. Saya pun tertidur lagi selama beberapa jam.
Setelah saya sadar kembali, dokter pun mengunjungiku kembali, dia bertanya ,"Gimana Teddy? Dah baikan, coba gerakkan kakimu" betapa terkejutnya diriku karena saya tidak bisa menggerakkan kakiku sama sekali. Dokter pun terkejut dan menjelaskan padahal tidak ada saraf yang terpotong dan mengatakan bahwa saya harus melakukan terapi setelah sembuh. Saat itu mama pun menelepon dan setelah mendengar kabar itu, mama menangis tersedu-sedu. Papa pun menghibur mama dan berkata jangan menangis, pasti masih bisa sembuh. Saya merasa sangat sedih mendengar bahwa mama menangis seperti ini.
Dan saya pun berdoa dan saya berkata pada diriku saya harus tetap kuat dan sukacita. Entah kenapa saat itu aku tidak merasa takut dan hilang harapan, dan saya tahu bahwa Tuhan bersamaku dan memberikanku kelegaan. Papa setiap hari memijat-mijat kakiku dan setiap hari di rumah sakit ada terapis yang datang. Pada suatu hari, mujizat mulai terjadi sedikit demi sedikit, ketika terapis datang dan menyuruh saya untuk mencoba mengangkat kakiku, ternyata ada pergerakkan walaupun sedikit, melihat itu kami pun sangat bahagia dan bersyukur pada Tuhan, saya tahu Tuhan tidak akan meninggalkanku. Sukacitaku pun semakin bertambah dan semangatku makin besar. Saya tidak merasa sedih walaupun saya tidak bisa berjalan karena saya tahu pertolongan Tuhan tidak akan terlambat.
Akhirnya setelah kira-kira 23 hari, dokter pun memperbolehkan kami pulang. Dan setelah memesan tiket, kami pun pulang ke Medan. Saat itu saya masih belum bisa menggerakkan kakiku, hanya sedikit sekali pergerakkan yang bisa saya lakukan. Saya pun duduk di kursi roda, pertama kali dalam hidup duduk di kursi roda, enak juga sih seperti menikmati perjalanan namun kasihan papa yang mendorong. Akhirnya saya pun sampai ke rumah dan bertemu mama dan adik serta abangku. Mama terlihat sedih di mukanya dan saya tahu mama pasti menangis setiap hari. Saya harus sembuh.
Setiap hari saya jalani dengan berbaring di tempat tidur dan melakukan terapi. Terapi dilakukan oleh temen papa yang sukarela membantu tanpa biaya, dialah yang setia menolongku untuk terapi. Setelah 3 bulan, puji Tuhan kaki saya mulai bertenaga dan saya sudah latihan berdiri, saat itu saya sangat semangat menjalaninya. Setelah 3 bulan berikutnya saya sudah bisa berjalan dengan menggunakan tongkat, puji Tuhan.
Setelah 1 tahun saya pun sudah hampir bisa berjalan seperti normal dan di tahun 2010 saya pun menikah dengan istriku yang selalu menyemangatiku ketika saya masih terbaring. Dan kami dikaruniai seorang anak perempuan yang luar biasa lucu dan pinter dan saya namakan Gabrielle Stella Siswoyo yang artinya malaikat pelindung. Kata orang banyak kalau orang yang sudah cedera punggung sudah susah mendapatkan keturunan, namun oleh karena kasih Tuhan yang luar biasa, kami mendapatkan seorang anak.
Kami pun bersyukur karena di tahun itu sangat banyak kesulitan, keuangan dan sebagainya, namun Tuhan masih terus menolong kami. Ternyata semua ini belum berakhir, pada tahun 2012, saya mulai merasakan pegal kembali dan ngilu dan tidak salah lagi penyakit itu datang kembali. Saya pun kembali ke rumah sakit di penang dan melakukan segala pemeriksaan. Akhirnya mau tidak mau, saya harus melakukan operasi kembali, dan hal yang paling kami takutkan adalah saya tidak bisa berjalan lagi. Dan saya pun benar2 berserah kepada Tuhan.
Akhirnya operasi pun dilakukan, setelah selesai melakukan operasi, saya dimasukkan ke ICU karena sempat koma beberapa jam, setelah saya bangun hal pertama yang saya lakukan adalah menggerakkan kakiku, puji Tuhan kakiku bisa digerakkan dan saya pun kembali tidur dengan tenang. Besoknya saya dipindahkan ke ruang pasien. Dan saya mulai latihan berjalan kembali dengan menggunakan tongkat yang mirip gantungan handuk itu. Kemudian setelah mantap, beberapa hari kemudian saya pun diperbolehkan pulang, sebelum pulang kami dipertemukan dengan seorang dokter kanker. Dokter itu berkata wah ini tumor ganas harus dilakukan radioteraphy, kami memutuskan untuk melakukannya di Indonesia untuk menghemat biaya. Saat itu kami sangat kesulitan keuangan, namun Tuhan tetap mencukupkan dana kami entah darimana saja pasti cukup, dari sumbangan saudara-saudara juga teman-teman. Saat itu dokter berkata kalau tumbuh lagi, saya sudah tidak tahu harus gimana karena saya telah membersihkan sebersih-bersihnya.
Akhirnya kami pun pulang dengan sukacita karena saya masih bisa berjalan dan operasi sukses. Setibanya di Indonesia, saya melakukan radioteraphy di rumah sakit adam malik medan setiap hari selama sebulan kecuali minggu dan hari libur, radioteraphy dilakukan sebanyak 30 kali. Saya pun melakukan aktivitasku seperti biasa membantu menjalankan bisnis keluarga. Setelah selesai melakukan radiotetaphy kami merasa sudah terlepas dari tumor tersebut. Dan kami pun merasa lega. Setelah sebulan, mimpi burukku kembali, punggung ku kembali merasa pegel bahkan lebih pegel dari sebelumnya dan kali ini mulai menyerang saraf. Saya merasa saraf saya ketarik dan merasakan sakit yang luar biasa di bagian rusuk kananku, rasanya seperti ditusuk dengan pisau, sakit sekali. Setelah satu bulan, semakin parah sakit ku sampai-sampai saya sudah tidak bisa buang air kecil lagi sehingga harus dipasang keteter dan kantong pipis. Akhirnya kami pun mengunjungi kembali dokter penang, dokter pun garuk-garuk kepala dan geleng-geleng kepala dan berkata kenapa sampai keadaan seperti ini baru dibawa kemari? Saat itu kaki ku juga tidak bisa digerakkan kembali karena sebelumnya di suatu hari ketika bangun pagi, ketika saya ingin ke dapur, kaki saya gemetar dan akhirnya terjatuh, beberapa hari kemudian kaki sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Kembali ke laptop dimana kami bertemu dokter penang lagi. Ketika ia melihat hasil ct-scan yang kami lakukan di Indonesia, ia berkata kali ini sudah sulit dan sudah sangat sulit untuk bisa berjalan kembali, disamping itu baru saja 3 bulan dioperasi harusnya tidak boleh dioperasi sebelum 1 tahun. Saya pun merasa shock dan menahan tangis dan berusaha tegar dan berserah. Kemudian dokter menyuruhku untuk melakukan pemeriksaan MRI, lagi-lagi saya harus menghadapi mimpi burukku karena kali ini pegel dan sakit 3x lipat lebih pegel dan sakit pada punggung. Ketika saya mulai dimasukkan ke dalam tabung MRI, saya merasa sesak dan pegel pun mulai terasa dan saya berusaha untuk bertahan namun pegal yang kemudian berubah menjadi sakit itu semakin merajarela akhirnya aku menangis dan berdoa. Akhirnya aku tak kuasa menahan dan berteriak "Help Help!!!" Dokter radiology pun masuk dan marah-marah karena saya bergerak-gerak didalam sambil mengeluarkanku dari tabung MRI, saya berkata ga tahan dan akhirnya saya dikembalikan kembali ke kantor dokter saya, namun tetap kata dokter harus melakukan MRI, ketika itu saya disuntik obat bius di lengan, entah obat apaan setelah disuntik, lengan saya merasa sakit sekali dan kaku seperti habis di pukul dengan barang tumpul. Tetap saja saya tidak bisa bertahan di MRI dan dimarahi lagi "Teddy kalau kamu gerak-gerak terus, kamu ga bakalan bisa di MRI, masih banyak pasien menunggu" katanya begitu. Akhirnya saya pun diberi obat bius tidur dan saya pun tertidur dan berhasil di MRI.
Setelah itu saya pun dikembalikan ke ruang pasiennya. Lucunya saya ditempatkan diruang yang sama dengan bed yang sama. Suster-suster disana pun sampai sudah kenal dengan saya semuanya, semuanya pada menyapa "hai Teddy, u back again?" Ada kesenangan dan kepuasan tersendiri sebagai pasien. 2 hari berikutnya hasil MRI keluar, dokter pun berkata tumor yang kamu derita sekarang sudah jadi kanker ganas namanya Chondro Sarcoma. Mau tidak mau, saya harus dioperasi. Akhirnya saya pun dioperasi, tumor pun dikeluarkan. Kami diperlihatkan tumor tersebut oleh dokter, dan sangat besar ternyata, hampir mirip soccer ball atau bolanya sepak bola. Namun kakiku tetap tidak bisa digerakkan. Dokter berkata bahwa dia sudah menyerah, kalau dia tumbuh lagi, kamu harus mencari profesornya yang ada di Kuching, Malaysia.
Setelah itu, kami pulang dengan keadaan kaki ku lumpuh kembali dan saya kembali mantabkan imanku bahwa saya pasti bisa berjalan kembali. Baru berjalan 3 bulan, tumor itu kembali lagi, saat itu bulan Desember 2012. Dengan keuangan yang semakin sedikit, kami merasa tidak bisa apa-apa dan kami memutuskan untuk menjual rumah, namun rumah tersebut tidak terjual juga. Dengan uang seadanya kami mencoba berobat ke Guang Zhou atas rekomendasi saudara. Disana saya sangat menderita karena saraf ku semakin sakit dan saya tidak sanggup untuk duduk lama namun perjalanan pesawat terbang ke Guang Zhou memakan waktu 8 jam dari Kuala Lumpur. Di dalam pesawat yang bisa saya lakukan hanya menahan sakit dan terus berdoa selama 8 jam tersebut. Ditambah lagi tidak bisa rebahan di pesawat. Aku pun berserah pada Tuhan. Akhirnya saya berhasil melewatinya. Dan saya tiba di Cina , Guang Zhou. Kami bertemu relasi paman yang ada disana. Dia menjadi tour guide kami disana. Dia juga yang membantu kami mencari rumah sakit yang terbaik disana. Disana saya sempat mencicipi makanan disana, lumayan enak dan ada makanan berupa cabe berukuran besar yang digoreng dan rasanya unik, pedas dan asin. Disana porsi makanan mereka ternyata mengerikan, bagi mereka 2 piring nasi mereka sama dengan 1 piring nasi kita. Dan akhirnya kami mengunjungi banyak rumah sakit, banyak dokter yang mengatakan tidak sanggup. Badanku terasa sakit dan cape dan akhirnya kami menemukan satu rumah sakit yang dimana dokternya mengatakan sanggup pada awalnya. Dan saya pun menginap disana. Rumah sakit disana aneh, semuanya harus dibayar haha.. Bahkan baskom yang dipake untuk cuci muka juga harus dibayar sewanya. Suster disana tidak akan mengurus hal lain selain yang berhubungan dengan medis.
Saya pun menunggu keputusan dokter, anehnya dokter kembali bimbang dan berkata ini sangat sulit dioperasi dan ia akan meminta profesornya untuk membantu, kami menunggu berhari-hari disana untuk kehadiran dokter, tagihan sudah membengkak. Di sela sela kekawatiran ada berita baik bahwa rumah kami yang dijual sudah disetujui pembeli, puji Tuhan, Dia menolong ketika kami bingung darimana lagi untuk mendapatkan uang untuk operasi. Kami pun merasa lega dan kami pun melanjutkan menunggu dokter. Beberapa hari kemudian, profesor dokter pun datang, awalnya dia berkata susah untuk dioperasi, bisa sih tapi biaya nya mahal. Kami mulai curiga karena ada berbau ekonomis pada dokter ini. Dan saat itu kami menanyakan kira-kira berapa biayanya. Dan dijawabnya kira2 600 jutaan belum biaya lain2 . Gila!! Pikir kami ini bisa mencapai 1 M dan hasil operasi nanti pun hanya 50%. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Dan berencana untuk ke Kuching, Malaysia.
Akhirnya kami pun berpamitan dengan relasi yang ada di Guang Zhou dan berterima kasih pada mereka karena telah meluangkan waktu. Kami juga sangat bersyukur sampai saat ini Tuhan begitu mengasihi kami dan mengirimkan banyak orang untuk menolong. Dan kemudian lagi-lagi saya harus berjuang menahan rasa sakit di pesawat. Hampir saya pingsan karena sakit yang luar biasa pada punggung dan saraf pada rusuk kanan dekat dada. Namun saya bisa melewati itu semua bersama Tuhan. Dan akhirnya dengan susah payah, sampailah aku di Indonesia. Kami mengontact dokter di penang untuk disambungkan ke dokter di Kuching. Dokter Wong Cun Ciek, seorang spesialis tulang belakang yang cukup terkenal di Kuching dan di beberapa kota di Indonesia.
Akhirnya kami pun berangkat ke Kuching. Sesampainya disana, kami dijemput ambulance dan dibawa ke rumah sakit pemerintah kuching, kalau disana namanya rumah sakit kerajaan kuching. Disana sangat ramai sekali, dan segala sesuatu harus dalam antrian, bahkan operasi juga harus menunggu antrian. Kami menunggu disana melakukan ct-scan dan x-ray , syukurlah tidak ada MRI kali ini. Kami menunggu seminggu masih belum mendapat giliran operasi dan ternyata kami tidak diizinkan untuk dioperasi di sana karena warga negara asing. Akhirnya kami dipindahkan ke rumah sakit lokal, sayang sekali padahal disana lebih murah biayanya tapi apa boleh buat, kami pun dipindahkan ke rumah sakit lokal yaitu KPJ Specialist Hospital dimana kepanjangan KPJ itu adalah Kuching, Penang, Jakarta. Yah rumah sakit ini merupakan kerjasama antara 3 kota itu. Dan akhirnya saya pun bertemu dokter Wong. Dia menyapa saya kemudian mengajak papa dan mama ke luar. Entah apa yang dibicarakan, setelah selesai mereka juga tidak mau memberitahukan apa yang terjadi. Ternyata apa yang dikatakan dokter adalah ketika dulu , dia juga pernah menangani hal serupa namun pasiennya meninggal karena pendarahan. Dan dokter khawatir pada ku karena bisa mengalami pendarahan dikarenakan efek dari radiotherapy yang menyebabkan sel-sel di punggung menjadi mati dan apabila dioperasi takutnya darah tidak bisa berhenti. Hal kedua yang dia takuti adalah darah bisa kemasukkan virus dan ini sangat berbahaya karena bisa menuju otak. Operasi ini antara hidup dan mati, apakah kalian siap? Papa dan mama mendengarnya pun merasa sedih, dan sebelum operasi, kami terus berdoa bersama. Saya berkata pada Tuhan, apapun yang terjadi kehendakMU lah yang jadi. Saya menghibur mereka dan berkata semua akan baik-baik saja. Aku tidak akan semudah itu mati. Karena saya tahu saya masih memiliki tugas yang harus saya lakukan untuk Tuhan. Dan akhirnya saya menandatangani surat persetujuan operasi.
Dan kami terus berdoa sambil menunggu hari operasi. Dan saat operasi pun tiba, tepatnya tanggal 31 Desember 2012. Operasi ke-4 yang harus saya jalankan. Saya pun digiring ke ruangan operasi, seperti di film-film, saya melihat detik-detik terakhir wajah ortu sebelum masuk ke ruang operasi hehe. Didalam lagi-lagi saya harus antri tapi ga berapa lama saya sudah masuk ke ruangan bedah, saya melihat banyak dokter dan suster berjalan kesana kemari sambil mempersiapkan peralatan operasi. Ga berapa lama, tiba-tiba seorang suster memasangkan masker oksigen yang rupanya adalah obat bius, dan saya tahu sekali kalau sebentar lagi saya akan ga sadarkan diri, saat itu air mata ku menetes namun saya merasa damai sekali, saya berdoa dan berkata pada Tuhan," Bapa sebentar lagi saya akan tidur, apa yang akan terjadi kuserahkan semuanya padaMU ya Bapa." Akhirnya saya pun tak sadarkan diri. Ga berapa lama yang ternyata lama yaitu dari pukul 12.30 sampai 21.30 saya dioperasi. Memakan waktu yang lama karena dokter membuang tumor tersebut dan membuang tulang yang dicurigai markas dari tumor tersebut dan memasang implant tulang pada punggung saya. Serta memasang selang pada paru-paru dan punggung.
Wah ini salah satu momen terberat dalam hidupku, setelah selesai dioperasi, saya dimasukkan ke ICU, perjuangan dan penderitaanku dimulai, saya sangat susah bernafas dikarenakan selang yang dipasang pada paru-paru, setiap menarik nafas pasti terasa sakit dan saya hanya bisa menarik nafas pendek dan bisa dikatakan nafas yang sangat pendek. Saya melihat sekujur tangan dan punggung penuh selang dan infus serta darah di tempat tidur yang masih belum sempat dibersihkan karena baru saja keluar dari kamar operasi. Saya tidak bisa bergerak sama sekali, rasanya mau mati saja karena sakit sekali diseluruh tubuh dan punggungku. Ditambah lagi paru-paru sakit. Tujuan pemasangan selang di paru-paru adalah untuk mengeluarkan darah kotor yang diakibatkan operasi yang ada pada paru-paru.
Setiap 6 jam saya hanya diperbolehkan disuntik morfin sekali, tapi saya tidak tahan dan merengek pada suster untuk diberi lagi suntikan morfin yang tujuannya untuk menghilangkan rasa sakit. Akhirnya saya diberikan juga suntikan tersebut. Saya tidak boleh diberikan minum walau saya merasa sudah sangat haus dan rasanya seperti kekeringan di padang gurun. Karena jika diberikan minum, pasti akan muntah dan itu sangat berbahaya. Jadi suster membasahi bibir saya dengan tissue yang dibasahi air, yah lumayanlah. Akhirnya saya tertidur namun sering terbangun karena haus dan sakit, kasihan juga susternya terbangun terus dan harus begadang, tapi saya salut akan dedikasinya dan kesetiaannya dalam menjaga pasien dan tidak mengeluh sekalipun.
Pagi pun tiba, ortu dan adik pun datang menjenguk selagi saya masih tertidur, saat itu istriku tidak datang karena harus menjaga si kecil Gaby. Dokter juga berkunjung dan berkata sudah boleh dipindahkan, tapi kami meminta 1 hari lagi di ICU supaya lebih stabil. Di hari kedua, saya sudah diperbolehkan minum tapi sedikit-sedikit, hanya sebanyak tutup botol air mineral. Saya bersyukur pada Tuhan karena Dia memberikan badan yang kuat untuk melewati semua ini. Di hari ketiga, akhirnya saya dipindahkan ke ruang biasa. Kondisiku masih belum fit, paru-paru terasa sakit dan tidur tidak bisa nyenyak karena nafas bisa saja tiba-tiba berhenti ketika tidur dan terbangun sambil kaget menarik nafas, istilahnya lupa ambil nafas. Di sebelah tempat tidurku ada 2 tabung dimana darah kotor ditampung dari selang yang tersambung di paru-paruku dan punggung dan setiap tabung itu penuh harus diganti. Ketika diganti yang baru itulah sakit pada punggungku datang, rasanya perih sekali dan seperti terbakar, ketika baru saja diganti tabungnya, darah-darah yang banyak keluar ke tabung tersebut dan hampir penuh. Saya merasakan sakit yang teramat dalam, sambil meminta morfin tapi tidak diberikan lagi karena sudah terlalu banyak diberi dan bisa menyebabkan ketagihan. Akhirnya aku menahan sakit tersebut sambil berdoa. Di hari berikutnya aku diharuskan menjalankan terapi walaupun masih terasa sakit dan sulit bernafas. Dan saya dipaksa duduk, hampir pingsan rasanya karena susah bernafas karena sakit pada paru-paru dan sesak nafas, wajahku pucat ditambah sakitnya punggung dan saya berusaha mengambil nafas. Tujuan dari duduk ini adalah untuk mempercepat keluarnya darah kotor pada punggung dan paru-paru. Akhirnya 5 menit saya duduk, saya ditidurkan kembali, rasanya mau mati sakitnya haha..
Malam harinya ketika saya tidur, saya diganggu oleh roh-roh jahat, ketika saya menoleh ke kiri yaitu jendela, saya melihat mayat-mayat kemudian mayat itu melihat saya sambil melotot. Saya langsung memalingkan wajah dan ketika saya menoleh kembali kedua kalinya, saya melihat lagi mayat lain melotot padaku, sekali lagi saya memalingkan wajah sambil mengucek mata dan menoleh kembali, kali ini mayat itu sangat deket dengan mukaku melihat saya sambil melotot, kaget saya dan memalingkan wajah sambil berkata dalam hati, "Enyah kau di dalam nama Yesus" langsung ku menoleh kembali, dan tidak ada lagi penampakan aneh itu. Namun sangat sulit sekali saya tidur karena sering terjadi nafas berhenti ketika terlelap. Di hari-hari berikutnya kondisi saya sudah mulai membaik dan melakukan terapi di atas tempat tidur setiap hari namun sering sekali saya tidak terapi karena kondisi yang tidak fit. Di suatu malam aku bermimpi aneh sekali, saya dibawa di sebuah goa, disana ada 3 patung dewa yang belum pernah saya lihat, kemudian banyak pemujanya datang menyembah dan anehnya mereka juga menyembah diriku. Dan kemudian datang seorang paman yang mirip sekali dengan pamanku dan berkata, "sembahlah dewa ini dan kamu akan sembuh dan orang-orang ini akan menyembahmu seperti dewa" langsung saya menolak dan berkata, saya hanya menyembah Tuhan Yesus, tidak ada Allah lain selain Dia. Setelah mengatakan itu, langsung saya pun terbangun dan saya menceritakan pada mama. Mama berkata itu 3 patung yang ada di salah satu tempat ibadah yang namanya ini ini dan itu. Mimpi yang aneh tapi saya bahagia di dalam mimpi pun saya masih tetap bisa setia pada Tuhan. Puji Tuhan.
Di hari berikutnya badan saya sudah semakin fit dan akhirnya dokter Wong pun datang berkunjung dan menceritakan kepada kami bahwa operasi ini berhasil dan mengatakan sungguh ini merupakan campur tangan Tuhan, ketika saya melakukan pembedahan, itu seperti ada seseorang yang menggerakkan tanganku untuk membedah. Dan luar biasanya saya tidak mengalami pendarahan, dari awal dipersiapkan 8 kantong darah dan berpikir bakal kurang ternyata hanya dibutuhkan 5 kantong darah. Darah ku bersih, tidak ada virus sama sekali. Praise the Lord. Dokter Wong juga adalah seorang yang percaya pada Tuhan Yesus. Sungguh mujizat terjadi. Mendengar itu, saya merinding akan kebesaran Tuhan.
Hari demi hari dilewati akhirnya setelah 2 minggu, selang paru-paru dilepas, aku merasa ngeri ketika dokter menarik selang di paru-paru, terdengar suara "serrrr seerrr" ga seberapa sakit sih tapi geli saja rasanya. Menunggu saya benar-benar kuat memakan waktu yang lama 45 hari di rumah sakit, dana hampir habis waktu itu, kami kebingungan mencari dana tapi puji Tuhan, Tuhan selalu mencukupkan, salah satu paman ku membantu dana. Akhirnya saya pun pulang ke Indonesia.
Kami merasa sangat bersyukur karena bisa melewati semuanya. Setiap 3 bulan sekali, saya melakukan check up x-ray dan hasilnya cukup memuaskan dan tidak ada indikasi tumbuhnya tumor tersebut. Di tahun yang baru tahun 2013 dengan harapan baru, saya terus melakukan terapi pada kaki dengan melakukan latihan berdiri. Pada awalnya saraf pada kaki sangat sensitif, jika diketuk secara tiba-tiba, dia akan melompat dan membengkok. Namun lama kelamaan semakin bagus perkembangannya, kaki sudah mulai bisa merasakan sedikit. Akhirnya masuk ke tahun 2014. Pada awal bulan tiba2 saja punggung mulai terasa pegal dan saya konsultasikan pada dokter, dan melakukan kunjungan ke kuching kembali sambil sekalian membawa nenek untuk operasi lutut kaki. Namun dokter berkata susunan tulang bagus semuanya. Pegel yang dirasakan karena adanya pergeseran implan tulang didalamnya disebabkan karena masih belum tumbuh tulang baru pada implan tersebut disebabkan radiasi yang dilakukan tahun 2012. Mendengar itu kami merasa lega dan kami pulang dengan perasaan puas. Dan saya meneruskan terapi saya.
Bulan Februari 2014, ketika saya terapi latihan berdiri, pegel tak tertahankan melanda punggungku dan sesak serta kepala bagian kanan terasa sakit sekali. Tapi saya terus berusaha melakukan terapi.
Bulan Maret 2014, ketika terapi kembali, kali ini saya mengalami pegal dan kesulitan bernafas yang luar biasa, saya hampir pingsan saat itu. Ini pasti ada yang tidak beres pikir kami. Ketika berbaring, pegel yang sama seperti dulu datang. Akhirnya kami pun konsultasi via web chat, mirip skype. Saat itu dokter berkata kemungkinan baut yang ada pada tulang belakang sudah mengalami kelonggaran dan menyarankan untuk melakukan ct-scan di bagian punggung dan paru-paru. Hasil ct-scan pun keluar, dan di laporan tersebut ditulis adanya massa berukuran 13cm x 10cm x 12cm dan massa itu adalah chordoma. Saya mulai terpukul dan mulai google di internet apa itu chordoma dan ternyata memang tumor itu telah kembali. Kami sangat sedih mendengar itu, tumor kali ini mulai menekan pembuluh darah (yang menyebabkan sakit kepala), menekan saluran kerongkongan (yang menyebabkan susah menelan makanan) dan paru-paru (yang menyebabkan sesak). Mama sedih dan selama 2 hari menangis. Saya juga ikut merasakan kesedihan.
Saya tahu dibalik semua ini, Tuhan punya rencana yang besar bagiku. Saya mulai menyelidiki diri dan hatiku sendiri. Mungkin Tuhan ingin saya lebih dekat lagi padaNYA dan saya akhirnya menaruh segala pengharapanku pada Dia. Saya mulai mendekatkan diri lebih dalam lagi pada Tuhan. Setiap waktu punggungku selalu merasa pegal dan ngilu tak tertahankan. Setiap pegal itu datang, saya seperti ikan yang kekeringan. Saya tetap berseru pada Tuhan bahwa Dia baik dan berkuasa atasku. Aku tidak akan goyah dan tidak akan gentar. Tim besuk dari gereja mengunjungiku dan mendoakanku serta temen CG (connect grup) juga datang mendoakan. Pada hari minggu, mujizat mulai terjadi ketika istri dan anakku Gaby dan mama serta temen istriku mendoakanku supaya Tuhan menunjukkan kuasaNYA kepadaku. Saat itu saya senang melihat Gaby sudah bisa mendoakan papanya, dia menangis ketika mendoakan ku, saya percaya Tuhan selalu mendengarkan doa anak kecil. Kami bersama-sama menyanyikan lagu "Mujizat itu nyata" dan istriku mengurapi seluruh tubuhku dengan minyak urapan. Puji Tuhan setelah didoakan, pegel dan ngilu itu sudah tidak terasa lagi dan ketika menyentuh punggung saya, benjolan sudah mulai melembek. Saya memutuskan untuk tidak operasi lagi, karena yang saya butuhkan adalah dokter sorgawi yaitu Yesus. Pada tanggal 26 April 2014 ini saya akan menghadiri KKR kesembuhan. Dan saya percaya dan mempertaruhkan imanku bahwa saya akan sembuh total dan bersaksi untuk kebesaran Tuhan Yesus.
Untuk itulah saya mohon dukungan doa dari temen-temen dan kerabat untuk mendoakanku. Kami tidak butuh bantuan dana atau apapun , hanya sebuah doa tulus yang terus menerus. Semakin banyak yang mendoakan , akan lebih dashyat kuasanya. Untuk itu saya mohon bantuannya untuk mendoakan saya dan mengirimkan pada orang-orang disekitarmu supaya mereka juga ikut mendoakan sambil pada saatnya berita kemenangan akan disebar luaskan bahwa Yesus adalah Tuhan yang berkuasa.. Terima kasih telah membaca jalan hidupku. Tuhan Yesus memberkati selalu.
Love,
Teddy